Sabtu, 27 September 2025, menjadi hari yang penuh kebanggaan bagi keluarga besar Institut Agama Islam (IAI) Al Khoziny. Bertempat di hotel Utama, Juanda, digelar Wisuda ke-28 yang diikuti oleh 408 mahasiswa dari jenjang sarjana maupun magister. Suasana acara tidak hanya meriah, tetapi juga khidmat, mengingatkan bahwa wisuda bukan sekadar perayaan kelulusan, melainkan momen sakral penyerahan amanah ilmu untuk diamalkan di tengah masyarakat.

Tahun ini, wisuda terasa lebih istimewa. Untuk pertama kalinya, keluarga besar Yayasan Al Khoziny hadir secara lengkap dari awal hingga akhir acara. Begitu pula jajaran rektorat, mulai dari Rektor, Wakil Rektor, hingga para Dekan dan Direktur Pascasarjana, serta para ketua Prodi, semua hadir dalam formasi penuh. Kebersamaan ini mencerminkan sinergi antara yayasan, pimpinan kampus, dosen, mahasiswa, dan keluarga, dalam membangun atmosfer akademik yang berkualitas.

Acara dimulai dengan doa iftitah yang dipimpin oleh Ketua Yayasan IAI Al Khoziny, K.H.R. Abdul Muid. Doa tersebut menjadi penanda harapan bahwa ilmu yang diperoleh para lulusan akan menjadi cahaya penerang dalam perjalanan hidup mereka. Hadirin larut dalam suasana hening, menyatukan hati dalam lantunan doa, memohon keberkahan agar gelar yang diraih tidak hanya simbol prestasi akademik, tetapi juga sarana untuk mengabdi.

Pesan Rektor: Ilmu Harus Terus Dicari

Usai doa, Rektor IAI Al Khoziny, Prof. Dr. KH. Asep Saefuddin Chalim, menyampaikan sambutan yang penuh motivasi. Dalam pidatonya, beliau menegaskan bahwa seorang muslim wajib menuntut ilmu sepanjang hayat. Menurutnya, sarjana bukanlah titik akhir, melainkan langkah awal menuju pencarian ilmu yang lebih luas.

“Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap muslim, dan itu berlaku sepanjang hidup. Allah SWT akan mengangkat derajat orang yang beriman dan berilmu. Karena itu, jangan berhenti belajar hanya karena sudah mengenakan toga hari ini,” tegas Prof. Asep.

Pesan tersebut disambut tepuk tangan meriah. Para wisudawan tampak terinspirasi untuk terus melanjutkan perjalanan akademiknya ke jenjang yang lebih tinggi.

Acara kemudian berlanjut ke momen khidmat yang dipimpin oleh Wakil Rektor I, Dr. H. Syaifuddin. Beliau mengajak seluruh hadirin untuk mengheningkan cipta dan mengirim doa Al-Fatihah bagi para syuhada, pahlawan bangsa, serta muassis (pendiri) lembaga pendidikan Al Khoziny. Sejenak, aula terasa begitu hening. Semua yang hadir teringat bahwa keberadaan kampus ini adalah buah perjuangan panjang para pendiri yang mengorbankan tenaga dan pikiran demi pendidikan Islam.

Prosesi Wisuda: Antara Haru dan Bahagia

Inti acara, yakni pembacaan SK wisudawan, dipimpin oleh Wakil Rektor II, Drs. H. Mushodaq, M.Pd.I. Nama demi nama dipanggil, disambut langkah mantap para wisudawan menuju panggung. Mereka berasal dari berbagai program studi: Magister Pendidikan Agama Islam (PAI), Magister Manajemen Pendidikan Islam (MPI), Sarjana PAI, PIAUD, PGMI, Ekonomi Syariah, Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT), Hukum Keluarga Islam (HKI), MPI, dan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI).

Masing-masing wisudawan didampingi oleh dua anggota keluarga. Tangis haru dan senyum bahagia menyatu, mengisi ruangan dengan energi positif. Tim paduan suara IAI Al Khoziny menambah suasana sakral dengan lantunan lagu pengiring yang merdu.

Salah satu wisudawati Prodi PGMI, mengaku tak kuasa menahan air mata.

“Ketika nama saya dipanggil, saya langsung teringat perjuangan panjang orang tua. Semua lelah selama kuliah terbayar di momen ini,” ungkapnya penuh haru.

Tidak hanya kelulusan, wisuda kali ini juga menjadi ajang penghargaan. Direktur Pascasarjana, Dr. H. Zakariyah, membacakan SK mahasiswa berprestasi, baik dalam bidang akademik maupun non-akademik. Piagam penghargaan kemudian diserahkan langsung di hadapan hadirin.

Salah seorang penerima penghargaan dari Prodi PGMI, menyampaikan rasa syukur atas apresiasi tersebut.

“Saya bangga karena usaha di bidang akademik diapresiasi. Semoga ini menjadi motivasi untuk terus belajar dan berkarya di masyarakat,” ujarnya.

Penghargaan ini menjadi penegasan bahwa IAI Al Khoziny mendidik mahasiswa tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga berkarakter kuat, kreatif, dan berdaya saing.

Pesan Moral dari Pengasuh Pesantren

Acara semakin lengkap dengan pidato dari Pengasuh Pesantren Al Khoziny, K.H.R. Abdul Salam. Beliau mengingatkan bahwa ilmu harus dibarengi akhlak agar benar-benar membawa keberkahan.

“Allah berjanji akan meninggikan derajat orang yang beriman dan berilmu. Tapi ingat, ilmu tanpa akhlak hanya akan membawa kerusakan. Karena itu, gunakan ilmu kalian untuk kebaikan umat,” tuturnya tegas.

Pesan ini menegaskan kembali identitas IAI Al Khoziny sebagai kampus yang berkomitmen mencetak generasi berilmu sekaligus berakhlak.

Rangkaian wisuda diakhiri dengan sesi foto bersama antara pimpinan kampus, dosen, dan para lulusan. Aula dipenuhi wajah penuh senyum, rasa syukur, dan harapan baru.

Salah satu lulusan magister, menyampaikan kesannya dengan penuh semangat.

“Hari ini adalah puncak perjuangan, tapi juga awal perjalanan baru. Saya ingin terus belajar, melanjutkan ke jenjang doktor, dan mengamalkan ilmu di tengah masyarakat,” katanya.

Wisuda ke-28 IAI Al Khoziny bukan sekadar seremoni akademik, melainkan peristiwa yang mengukuhkan peran kampus ini sebagai pusat lahirnya generasi yang berilmu sekaligus berakhlak. Dengan lulusan yang kini tersebar di berbagai bidang, IAI Al Khoziny berharap para alumni mampu menjaga nama baik almamater serta memberi kontribusi nyata bagi bangsa, agama, dan kemanusiaan.

One thought on “Khidmat dan Meriah, Wisuda IAI Al Khoziny Cetak Generasi Berilmu dan Berakhlak

Tinggalkan Balasan