Sidoarjo – Institut Agama Islam (IAI) Al Khoziny mencatatkan langkah penting pada Agustus hingga September 2025 dengan menyelenggarakan sidang skripsi secara maraton. Kegiatan akademik yang melibatkan seluruh program studi di lingkungan kampus ini menjadi momentum strategis untuk mendorong kelulusan tepat waktu bagi para mahasiswa.
Sidang skripsi di IAI Al Khoziny tidak hanya menjadi ajang formalitas akademik, tetapi juga ruang intelektual di mana mahasiswa diuji secara serius atas hasil penelitian mereka. Uniknya, meski jadwal sidang berlangsung padat, suasana tetap terjaga dengan penuh khidmat. Hal ini sejalan dengan identitas kampus yang berada di bawah naungan Pondok Pesantren Al Khoziny, di mana nilai religiusitas dan integritas akademik dipadukan secara harmonis.


Para penguji yang hadir berasal dari kalangan akademisi berpengalaman. Sebagian besar penguji memiliki jabatan fungsional Lektor Kepala dan Lektor, serta mayoritas bergelar doktor. Kehadiran para penguji ini memberi bobot tersendiri bagi mahasiswa, sekaligus menunjukkan komitmen kampus untuk menjaga mutu akademik. Tidak sedikit mahasiswa yang mengaku gugup menghadapi ujian, namun pada akhirnya merasa bangga karena mendapat kesempatan berdialog ilmiah dengan dosen-dosen yang mumpuni.
Menurut panitia, penyelenggaraan sidang skripsi secara maraton dilakukan untuk mengakomodasi jumlah mahasiswa yang cukup banyak, sekaligus mengefisienkan proses akademik. Dengan cara ini, mahasiswa tidak perlu menunggu lama untuk mendapatkan giliran ujian, dan target kelulusan tepat waktu lebih mudah tercapai.
“Sidang skripsi ini bukan sekadar ujian akhir, tetapi juga bagian dari pembentukan karakter akademik mahasiswa. Kami ingin mereka lulus dengan kompetensi yang teruji, baik dalam menulis maupun mempresentasikan gagasan ilmiah,” ujar salah satu penguji senior.


Selain itu, penyelenggaraan sidang juga memperlihatkan wajah akademik IAI Al Khoziny yang semakin dewasa. Mahasiswa dari berbagai program studi, mulai dari Pendidikan Agama Islam (PAI), Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD), Manajemen Pendidikan Islam (MPI), Hukum Keluarga Islam (HKI), Ekonomi Syariah (EKOS), Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), hingga Ilmu Al Quran dan Tafsir (IAT), menampilkan hasil penelitian yang beragam. Tema-tema yang diangkat pun cukup kontekstual, mulai dari kajian pendidikan Islam kontemporer, pendidikan dasar inklusi, problem sosial-keagamaan, hingga praktik ekonomi berbasis syariah di masyarakat.
Bagi mahasiswa, sidang skripsi menjadi puncak perjalanan panjang yang penuh perjuangan. Proses bimbingan, revisi berulang, hingga persiapan presentasi bukanlah hal yang ringan. Namun, semua itu terbayar dengan momen sidang yang berjalan lancar, tertib, dan penuh penghargaan. “Awalnya tegang, tapi setelah mendapat masukan dari dosen penguji, saya justru merasa lebih percaya diri. Saya sadar penelitian ini bukan hanya untuk syarat kelulusan, tapi juga kontribusi kecil bagi masyarakat,” ujar salah satu peserta sidang.


Di balik penyelenggaraan maraton sidang skripsi ini, tersirat pesan penting bahwa IAI Al Khoziny berkomitmen menyiapkan lulusan yang tidak sekadar memiliki ijazah, tetapi juga mampu mengintegrasikan keilmuan dengan nilai-nilai pesantren. Hal ini sesuai dengan visi lembaga untuk melahirkan intelektual muslim yang berkarakter, profesional, dan siap berkiprah di tengah masyarakat.
Dengan selesainya rangkaian sidang skripsi ini, diharapkan para mahasiswa segera melangkah ke tahap berikutnya: yudisium dan wisuda. Sebuah babak baru pun menanti, di mana mereka diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh demi kemajuan umat dan bangsa.