Pada hari Selasa, 2 September 2025, Institut Agama Islam (IAI) Al Khoziny menggelar rapat dosen untuk membahas persiapan perkuliahan semester gasal tahun akademik 2025–2026. Rapat yang berlangsung di aula kampus ini dihadiri oleh para dosen dari berbagai program studi, serta dipimpin langsung oleh Wakil Rektor I dan Wakil Rektor II.
Suasana rapat berlangsung serius namun tetap hangat, mencerminkan semangat bersama dalam menyongsong semester baru. Salah satu agenda utama yang dibahas adalah mengenai pembagian jadwal perkuliahan.

Wakil Rektor I, Dr. H. Syaifuddin menekankan bahwa pembagian jadwal kali ini diupayakan agar lebih merata. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga keseimbangan beban kerja dosen, sekaligus memastikan kualitas pengajaran tetap optimal.
“Pembagian jadwal semester ini kita usahakan agar tidak timpang. Kalau pun ada perbedaan jumlah jam mengajar antar dosen, hendaknya tidak terlalu jauh selisihnya. Kita ingin semua dosen merasa mendapatkan porsi yang adil,” tegasnya. Pernyataan ini disambut positif oleh para dosen yang hadir, mengingat isu pemerataan jadwal memang kerap menjadi perhatian di setiap awal semester.
Sementara itu, Wakil Rektor II, H. Mushodaq, M.Pd.I menyoroti pentingnya peran dosen dalam memenuhi unsur tridharma perguruan tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dia menekankan bahwa tridharma bukan hanya kewajiban administratif, melainkan merupakan komitmen akademik yang harus dijalankan demi kemajuan institusi.
“Dosen bukan hanya pengajar di kelas, tetapi juga peneliti dan pengabdi bagi masyarakat. Jika kita semua konsisten mengamalkan tridharma, maka IAI Al Khoziny akan semakin maju dan diakui, baik di tingkat lokal maupun nasional,” ujarnya. Pernyataan ini sekaligus menjadi pengingat bahwa pembagian jadwal perkuliahan sebaiknya tidak hanya dilihat dari sisi mengajar, tetapi juga harus memberi ruang bagi dosen untuk melaksanakan penelitian dan pengabdian.
Selain itu, koordinator program studi (prodi), Dr. H. Wahyu Parihin turut menyampaikan pandangan penting terkait teknis penghitungan beban mengajar. Menurutnya, pembagian jadwal di lingkungan IAI Al Khoziny tidak hanya terbatas dalam satu prodi, melainkan bisa lintas prodi. Dengan demikian, perhitungan beban mengajar seorang dosen perlu memperhatikan keseluruhan jadwal yang diampu di berbagai program studi.
“Kalau kita melihat total jadwal, maka pembagiannya akan lebih proporsional. Ada dosen yang mengajar di dua atau tiga prodi sekaligus. Maka, perhitungannya harus menyeluruh, bukan parsial,” jelasnya.

Pendekatan ini diharapkan dapat menghindari ketimpangan dan memudahkan koordinasi antarprodi.


Rapat ini kemudian berlanjut dengan diskusi terbuka. Beberapa dosen menyampaikan masukan mengenai efektivitas jadwal, keterpaduan mata kuliah, hingga peluang kolaborasi antarprodi. Meski ada perbedaan pandangan, seluruh peserta rapat sepakat bahwa tujuan utamanya adalah menjaga mutu pendidikan dan pelayanan kepada mahasiswa.
Dalam sesi diskusi terbuka, sejumlah dosen turut memberikan pandangan. Salah satunya, Dr. Sudirman, dosen Fakultas Tarbiyah, yang menyampaikan apresiasinya terhadap kebijakan pemerataan jadwal. Menurutnya, hal itu bukan sekadar soal keadilan, tetapi juga berkaitan dengan motivasi kerja.
“Kalau jadwal dibagi dengan merata, kami sebagai dosen akan lebih tenang dan bisa mempersiapkan materi kuliah dengan maksimal. Di sisi lain, kami juga punya waktu untuk penelitian dan pengabdian. Itu penting agar tridharma berjalan seimbang,” ungkapnya.
Dengan adanya masukan dari berbagai pihak, rapat ini menghasilkan beberapa kesepakatan awal terkait teknis pembagian jadwal dan pembagian tanggung jawab dosen. Seluruh peserta rapat sepakat bahwa tujuan utamanya adalah menjaga mutu pendidikan dan pelayanan kepada mahasiswa.
Dengan komitmen bersama ini, IAI Al Khoziny optimis dapat menjalani semester gasal 2025–2026 dengan lebih baik. Pemerataan jadwal, penguatan tridharma, serta koordinasi lintas prodi diharapkan mampu menciptakan atmosfer akademik yang sehat dan produktif.
Rapat dosen ditutup dengan semangat kebersamaan, diiringi harapan agar seluruh civitas akademika dapat berkontribusi maksimal demi mewujudkan visi IAI Al Khoziny sebagai institusi pendidikan Islam yang unggul, berdaya saing, dan bermanfaat bagi masyarakat.