Menghafal al-Qur’an bisa di waktu luang, tapi muraja’ah al-Qur’an harus meluangkan waktu.

Banyak mahasiswa bertanya, Apakah bisa menjaga hafalan al-Qur’an Sambil kuliah dan mondok? Jawabannya tentu saja bisa! Saat ini, banyak sekali kampus yang menawarkan beasiswa bagi seorang yang menghafal al-Qur’an. Salah satunya kampus ternama di Sidoarjo Institut Agama islam al-Khoziny, Jurusan Ilmu al-Qur’an dan tafsir (IAT). Prodi IAT sangat mendukung sekali kepada mahasiswanya yang memiliki kelebihan dalam bidang menghafal al-Qur’an. Diantaranya, memberi beasiswa penuh selama 8 semester, menyediakan waktu khusus setoran sebelum dimulai matkul serta memberikan penghargaan kepada mahasiswa penghafal al-Qur’an 30 juz.
Namun, menjaga hafalan al-Qur’an sambil kuliah dan mondok bukanlah hal yang mudah. Diperlukan manajemen waktu yang baik, disiplin dan komitmen tinggi agar bisa menjalani keduanya dengan lancar. Berikut adalah beberapa tips sukses bagi mahasiswa yang ingin menjaga hafalannya sambil kuliah dan mondok.
- Pilih Prodi yang sesuai dengan minat dan kompetensi yang dimiliki. Memilih jurusan IAT sangatlah penting bagi seorang penghafal al-Qur’an, karena jurusan ini memberikan pemahaman mendalam tentang al-Qur’an, baik dari segi teks dan konteksnya. Dengan mempelajari Ilmu al Qur’an dan Tafsir, seseorang penghafal al-Qur’an dapat memahami hikmah dan pesan yang terkandung dalam setiap ayat, serta meningkatkan keimanan dan ketaqwaan. Selain itu, jurusan ini juga membuka peluang karir yang luas, seperti menjadi peneliti, pendidik, da’I atau bahkan penulis tafsir al Qur’an.
- Pilih Pesantren yang mendukung Mahasiswa/i.
Carilah pesantren yang memahami kebutuhan mahasiswa/i, seperti memiliki jadwal fleksibel saat waktu muroja’ah dan kegiatan pesantren serta memberikan izin khusus untuk urusan akademik. Pondok Pesantren Asy-Syafi’iyah Sidoarjo adalah salah satu contoh pesantren yang membolehkan santrinya untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi dengan syarat telah menyelesaikan hafalannya 30 Juz. - Meluangkan Waktu untuk Murojaah. Menjaga hafalan sambil kuliah dan mondok bukanlah hal yang mudah. Oleh karena itu, butuh tekad yang kuat untuk meluangkan waktu muroja’ah baik di kampus maupun pesantren. Salah satu ungkapan yang sering disampaikan oleh Bapak Kaprodi kita, Moh. Fathurrozi, Lc., M.Th,I, bagi para penghafal al-Qur’an, yaitu “Menghafal al-Qur’an bisa di waktu luang, tapi meraja’ah Al-Qur’an Qur’an harus meluangkan waktu.” Artinya jika seseorang dianugrahi sebuah hafalan al-Qur’an maka kewajiban orang itu adalah menjaga hafalannya dengan baik, sebab al-Qur’an adalah amanat yang Allah berikan kepada orang-orang yang istimewa.
- Jaga Kesehatan Fisik dan Mental.
Kesibukan yang padat bisa melelahkan. Pastikan untuk tetap menjaga pola makan, istirahat yang cukup, dan memiliki waktu untuk refreshing agar tetap semangat dalam menjalani aktifitas baik di kampus maupun di pondok. - Tingkatkan Kedisiplinan dan Konsistensi.
Menjalani dua tanggung jawab sekaligus membutuhkan konsistensi yang tinggi. Jangan mudah menyerah ketika menghadapi kesulitan, karena ini adalah bagian dari proses belajar yang akan membentuk pribadi yang lebih baik.
Jadi kesimpulannya, bagi para mahasiswa yang ingin tetap mukim di pondok pesantren sambil terus menjaga hafalan serta kuliah sangat bisa sekali, asalkan memiliki tekad yang kuat untuk menuntut ilmu, dan tidak pernah bosan untuk murajaah hafalannya dimanapun berada. Semoga beberapa tips diatas dapat bermanfaat bagi para penghafal al Qur’an. Amin.
Penulis: Kurotul Ainiyah, S.Ag
(Alumni mahasiswi IAT Al Khoziny tahun 2024)
